Banyak sekali orang bercerita dan mengatakan , kenapa saya tidak bahagia karena saya belum punya pacar/pasangan hidup, belum mempunyai uang yang banyak, belum pernah keluar negri, belum punya motor atau mobil, belum punya rumah yang bagus, suami galak dll. Banyak yang bilang " SAYA TIDAK BAHAGIA"
Kita ingin mengajak anda sejenak untuk memahami cerita dibawah ini agar , kita bisa memahami konsep bahagia serta bagaimana memperolehnya
Indra adalah salah seorang pembicara terkenal di Indonesia suatu ketika pernah diminta menjadi seorang pembicara di sebuah seminar bersama istrinya. Ia dan istrinya Ivana diminta menjadi pembicara pada beberapa sesi secara terpisah. Ketika Indra sedang menjadi pembicara istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya. Sebaliknya ketika Ivana sedang menjadi pembicara di salah satu sesi suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan.
Ceritanya suatu ketika sang istri Ivana sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Dan seperti biasa Indra duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan di akhir sesi semua pengunjung bertepuk tangan. Yang namanya seminar selalu ada interaksi dua arah dari peserta seminar juga kan?
Di sesi tanya jawab itu setelah beberapa pertanyaan seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan pertanyaan ibu itu seperti ini “Ibu Ivana apakah suami Anda membuat Anda bahagia?”
Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta penasaran menunggu jawaban Ovana. Ivana terlihat berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab “Tidak”.
Seluruh ruangan langsung terkejut. “Tidak”, katanya sekali lagi, Seorang Yohanes Indra tidak bisa membuatku bahagia”. Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Indra . (anda bisa membayangkan perasaan Indra saat itu.) Dan Indra juga menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar karena malu. dan dia tidak habis pikir kenapa istrinya berkata seperti itu.
Tetapi kemudian Ivana melanjutkan , “Yohanes adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi mabuk-mabukan main serong. Ia setia selalu memenuhi kebutuhan saya baik jasmani maupun rohani. Tapi tetap dia tidak bisa membuatku bahagia..”
Tiba-tiba ada suara bertanya, “Mengapa?”
“Karena tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri.”
Dengan kata lain maksud dari Ivana adalah tidak ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, kekayaanmu, mobilmu, tabunganmu, pacaramu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia. Karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri.
Kita bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Kalau kita sering merasa berkecukupan tidak pernah punya perasaan rendah diri selalu percaya diri kita tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak bukan faktor luar.
Oleh sebab itu sebenarnya bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu seberapa cantik istrimu atau sesukses apa hidupmu. Karena ini jelas masalah pilihan: apakah kita memilih untuk bahagia atau tidak dengan semua keadaan itu.
Kita ingin mengajak anda sejenak untuk memahami cerita dibawah ini agar , kita bisa memahami konsep bahagia serta bagaimana memperolehnya
Indra adalah salah seorang pembicara terkenal di Indonesia suatu ketika pernah diminta menjadi seorang pembicara di sebuah seminar bersama istrinya. Ia dan istrinya Ivana diminta menjadi pembicara pada beberapa sesi secara terpisah. Ketika Indra sedang menjadi pembicara istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya. Sebaliknya ketika Ivana sedang menjadi pembicara di salah satu sesi suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan.
Ceritanya suatu ketika sang istri Ivana sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Dan seperti biasa Indra duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan di akhir sesi semua pengunjung bertepuk tangan. Yang namanya seminar selalu ada interaksi dua arah dari peserta seminar juga kan?
Di sesi tanya jawab itu setelah beberapa pertanyaan seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan pertanyaan ibu itu seperti ini “Ibu Ivana apakah suami Anda membuat Anda bahagia?”
Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta penasaran menunggu jawaban Ovana. Ivana terlihat berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab “Tidak”.
Seluruh ruangan langsung terkejut. “Tidak”, katanya sekali lagi, Seorang Yohanes Indra tidak bisa membuatku bahagia”. Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Indra . (anda bisa membayangkan perasaan Indra saat itu.) Dan Indra juga menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar karena malu. dan dia tidak habis pikir kenapa istrinya berkata seperti itu.
Tetapi kemudian Ivana melanjutkan , “Yohanes adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi mabuk-mabukan main serong. Ia setia selalu memenuhi kebutuhan saya baik jasmani maupun rohani. Tapi tetap dia tidak bisa membuatku bahagia..”
Tiba-tiba ada suara bertanya, “Mengapa?”
“Karena tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri.”
Dengan kata lain maksud dari Ivana adalah tidak ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, kekayaanmu, mobilmu, tabunganmu, pacaramu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia. Karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri.
Kita bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Kalau kita sering merasa berkecukupan tidak pernah punya perasaan rendah diri selalu percaya diri kita tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak bukan faktor luar.
Oleh sebab itu sebenarnya bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu seberapa cantik istrimu atau sesukses apa hidupmu. Karena ini jelas masalah pilihan: apakah kita memilih untuk bahagia atau tidak dengan semua keadaan itu.
Komentar
Posting Komentar